Icon

Rabu, 10 September RS UNAND gelar Focus Group Discussion (FGD) dengan mengusung tema  “Status Pengelolaan dan Perawatan Harta Benda Wakaf Kesehatan” yang diikuti oleh Stakeholder Rumah Sakit Universitas Andalas.
Kegiatan FGD ini dibuka oleh Ketua Dewan Pengawas RS UNAND, Prof. Tafdil Husni, SE, MBA Rabu pagi di Aula lantai 3 RS UNAND. Beliau menyampaikan bahwa, saat ini perkembangan RS UNAND sebagai rumah sakit yang baru berumur 8 tahun sangatlah pesat. Tentunya masa-masa ini harus terus dimanfaatkan untuk pengembangan layanan di Rumah Sakit Unand.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Direktur Utama RS UNAND, Dr. dr. Muhammad Riendra, Sp.BTKV, Subsp. VE(K), FIATCVS. Beliau menyampaikan bahwa RS UNAND perlu pengembangan layanan, yang tentunya membutuhkan alat kesehatan sebagai fasilitasnya. Pengembangan layanan yang direncanakan RS UNAND yaitu terkait layanan jantung terpadu, karna semakin tingginya angka penderita penyakit jantung di Indonesia yang diiringi juga dengan angka kematian yang merangkak naik. 
“Wakaf alat kesehatan menjadi salah satu solusi dalam pengadaan alat kesehatan” imbuh Dirut RS UNAND. Status Universitas Andalas (pemilik RS UNAND) sebagai PTNBH menyebabkan rumah sakit sulit dalam memperoleh dana pinjaman dalam pengembangan rumah sakit.
FGD ini dipimpin langsung oleh Direktur Keuangan dan Perencanaan RS UNAND, Bapak Mohamad Fani Alfarisi yang menghadirkan enam narasumber yang luar biasa yang hadir secara langsung maupun Daring, yaitu - Hidayatul ihsan, SE, Ak. CA, Phd (Dosen PNP), Dr. H. Imam Teguh Saptono (Presdir Bank Muamalat Indonesia), Soeyatwoko, ST, MM (Bank BSI Pusat), Dr. Hafrizal Hendra, MSoc, SC (Wakil Rektor 2 Unand), Habibullah, LC, SE, MSi (Bank Permata Syariah dan H Yufrizal, SAg, MHi (Sekre BWI SUmbar).
Sejarah wakaf kesehatan berakar kuat dalam peradaban Islam klasik, di mana lembaga seperti bimaristan (rumah sakit) wakaf didirikan untuk menyediakan layanan medis gratis bagi masyarakat luas, termasuk fakir miskin, dengan dilengkapi perpustakaan dan fasilitas pendidikan kedokteran. Dan hal ini sudah mulai diterapkan oleh beberapa rumah sakit maupun klinik di Indonesia, bahkan di kota Padang
FGD yang berlangsung kurang lebih tiga jam ini berlangsung sangat Apik. Tentunya untuk mewujudkan ini dibutuhkan komitmen dan dukungan dari pimpinan dan stakeholder RS UNAND. Dengan terwujudnya wakaf alat kesehatan di RS UNAND tentunya akan banyak masyarakat yang semakin terbantu dalam layanan kesehatan.

 

Foto Dokumentasi