Icon

DISLOKASI RAHANG

Dislokasi rahang adalah kondisi bergesernya atau terlepasnya tulang rahang bagian bawah dari posisi normalnya atau terlepas keluar dari salah satu atau kedua sisi sendi rahang.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh cedera akibat kecelakaan, maupun aktivitas tertentu yang membuat seseorang membuka mulut dengan lebar dan kuat, seperti menguap atau tertawa terlalu lebar. 

Gejala Dislokasi Rahang

Pergeseran tulang rahang dapat membuat penderitanya kesulitan makan dan berbicara. Tidak hanya itu, gejala dislokasi rahang juga dapat meliputi:

  • Nyeri di rahang yang dapat memburuk ketika rahang digerakkan dan menyebabkan nyeri pada saat mengunyah makanan, terkadang disertai bunyi pada saat membukan dan menutup mulut.
  • Kesulitan membuka atau menutup mulut sehingga sulit untuk makan bahkan berbicara
  • Rahang tampak miring atau tidak sejajar
  • Rahang bawah menonjol ke depan.
  • Posisi gigi dan rahang tidak sejajar.

Penyebab Dislokasi Rahang

Dislokasi rahang dapat terjadi secara cepat atau berkembang seiring waktu. Penyebab umum dislokasi rahang akut adalah trauma fisik di wajah yang diakibatkan oleh kecelakaan, benturan, terjatuh, pukulan, atau cedera olahraga. Selain itu, kondisi ini juga dapat terjadi ketika seseorang:

  • Mengalami cedera rahang.
  • Mengalami kejang.
  • Mengalami muntah parah.
  • Membuka mulut terlalu lebar, misalnya saat tertawa atau menguap.
  • Membuka mulut terlalu lama, misalnya saat sedang menjalani perawatan gigi.
  • Komplikasi dari pemasangan alat bantu napas (intubasi endotrakeal)

Faktor Risiko Dislokasi Rahang

Dislokasi rahang dapat menimpa siapa saja. Namun, ada beberapa faktor yang berpotensi meningkatkan kemungkinan seseorang mengalaminya, antara lain:

  • Peradangan di sendi rahang.
  • Memiliki riwayat cedera rahang.
  • Menderita bruxism (kebiasaan menggertakan gigi tanpa sadar).
  • Menderita gangguan pada jaringan ikat, seperti sindrom Marfan atau sindrom Ehlers-Danlos.

Komplikasi Dislokasi Rahang

Dislokasi rahang jika tidak segera ditangani secara tepat dapat mengakibatkan sejumlah komplikasi, seperti:

  • Cedera pada saraf wajah dan pembuluh darah di leher.
  • Gangguan pendengaran akibat cedera di saluran telinga.
  • Risiko terjadinya dislokasi rahang berulang.

Pengobatan Dislokasi Rahang

Karena tidak dapat ditangani secara mandiri, penanganan yang tepat dari dokter sangat penting untuk mencegah kerusakan permanen dan perubahan posisi tulang rahang dan sendi.

Sebelum melakukan tindakan, dokter akan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Anamnesis (wawancara medis) bertujuan untuk mengetahui riwayat kesehatan, gejala, riwayat cedera, dan obat-obatan yang mungkin sedang dikonsumsi oleh pasien. Sedangkan pemeriksaan fisik bertujuan untuk memeriksa kondisi rahang secara langsung.

Pemeriksaan penunjang akan sangat diperlukan, guna menegakkan diagnosis untuk mengambil tindakan selanjutnya. Pemeriksaan penunjang meliputi :

  • Foto rontgen rahang, untuk mengevaluasi posisi dan keadaan sendi rahang.
  • CT scan rahang, digunakan untuk mendeteksi adanya pergeseran atau terlepasnya tulang rahang dari sendi atau gangguan lain yang mungkin muncul pada rahang, seperti patah tulang rahang.

Setelah anamnesis, pemeriksaan fisik disertai pemeriksaan penunjang, dokter dapat mengambil tindakan untuk mengatasi dislokasi rahang. Tindakan dapat berupa :

  • Obat-obatan

Obat pereda nyeri dan anti-inflamasi serta pelemas otot biasanya diresepkan oleh dokter untuk membantu meredakan sakit dan nyeri serta bengkak.

  • Reposisi Rahang

Reposisis rahang merupakan cara mengatasi dislokasi rahang yang ringan dan  dapat dilakukan dokter secara manual. Tindakan ini bertujuan untuk mengembalikan rahang ke posisi normal dengan menggunakan tangan. Sebelum tindakan dokter akan memberikan obat pelemas otot serta bius lokal.

  • Operasi

Jika kondisi dislokasi semakin parah atau disertai dengan patah tulang rahang, dokter akan menyarankan untuk menjalani tindakan operasi. Dengan operasi,  posisi rahang akan diperbaiki disertai penguatan pada ligamen yang menghubungkan tulang rahang dengan tulang tengkorak.

  • Pemasangan Perban

Pemasangan perban dilakukan setelah prosedur operasi atau reduksi manual rahang selesai dilakukan. Perban akan dibalutkan di sekitar dagu hingga kepala pasien untuk membatasi pergerakan rahang selama masa penyembuhan. 

Selama masa pengobatan, pasien diharuskan untuk:

  • Tidak membuka mulut terlalu lebar.
  • Makan makanan lunak atau cair.
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri sesuai resep dokter.
  • Menggunakan kompres dingin secara rutin

Pencegahan Dislokasi Rahang

Beberapa tindakan pencegahan yang diketahui dapat dilakukan untuk mengurangi risiko rahang antara lain :

  • Tidak membuka mulut terlalu lebar 
  • Tidak tertawa terlalu lebar dan keras
  • Menggunakan alat pelindung saat berolahraga atau mengemudi
  • Berkonsultasi dengan dokter, jika memiliki kebiasaan buxism (menggertakkan gigi)
  • Lakukan pemeriksaan gigi secara rutin untuk memastikan kesehatan gigi dan rahang
  • Menghindari makan makanan berukuran besar dalam satu suapan sekaligus

Sobat Sehat, apabila tidak segera ditangani, dislokasi rahang dapat sangat mengganggu aktivitas penderitanya, seperti kesulitan makan dan berbicara. Karena, ketika mengalami dislokasi, bagian-bagian yang mendukung pergerakan rahang tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Penting untuk Sobat sehat ingat bahwa  dislokasi rahang  termasuk keadaan darurat medis dan tidak dapat ditangani secara mandiri atau pengobatan alternatif.Mencoba memperbaiki dislokasi rahang sendiri atau tanpa tenaga medis profesional, dapat menyebabkan rasa sakit yang lebih intens, merusak bagian-bagian tubuh yang penting, dan menyebabkan cedera atau komplikasi lebih lanjut. Oleh karenanya, apabila Sobat Sehat memiliki keluhan ini, harus segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dengan pemeriksaan dini, tentunya akan mendapatkan penanganan yang tepat dan dapat mencegah komplikasi lebih lanjut.

 

 

 

Galeri Foto

Foto