Plasenta akreta adalah kondisi medis tertentu dimana plasenta tidak lepas dengan sendirinya setelah bayi lahir, melainkan melekat pada dinding rahim. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan hebat setelah melahirkan.
Faktor Resiko Penyebab Plasenta Akreta
Riwayat Kehamilan Sebelumnya. Wanita yang telah mengalami plasenta akreta pada kehamilan sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi terkena kondisi ini pada kehamilan berikutnya.
Tindakan Pembedahan Sebelumnya pada Rahim. Misalnya, jika wanita pernah menjalani operasi caesar atau operasi miom dan kuretase
Kondisi Medis tertentu. Seperti riwayat peradangan kronis di rongga rahim atau adanya jaringan parut yang dapat mengganggu proses implantasi plasenta.
Penanganan dan Perawatan Pada Pasien dengan Plasenta Akreta
Pemantauan Ketat. Melalui pemeriksaan USG dan konsultasi reguler dengan tim medis.
Persiapan Persalinan: Rencana persalinan yang terstruktur dengan tim medis untuk meminimalkan resiko komplikasi.
Pembedahan: Terkadang, diperlukan tindakan operasi untuk mengangkat plasenta dengan aman setelah bayi lahir.
Komplikasi Plasenta Akreta
Komplikasi plasenta akreta sering terjadi setelah operasi. Komplikasi tersebut antara lain:
Perdarahan hebat setelah melahirkan, yang dapat menyebabkan kerusakan organ yang bisa membahayakan nyawa
Kelahiran prematur, jika plasenta akreta menyebabkan perdarahan sebelum melahirkan
Kerusakan pada rahim atau organ di sekitarnya
Plasenta akreta sulit dicegah, tetapi risiko terjadinya komplikasi akibat kondisi tersebut dapat diturunkan. Rumah Sakit Universitas Andalas, melalui poliklinik Kebidanan, memiliki fasilitas USG yang lengkap , dengan menjalani kontrol secara berkala ke dokter ketika hamil, kondisi rahim dan janin akan selalu terpantau sehingga untuk penanganan lebih lanjutnya bisa lebih baik.